Khutbah jumat
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ .
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ أَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ… وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
Jemaah Jumat yang berbahagia,
Dahulu peradaban Islam pernah
menguasai banyak daratan di dunia ini, mulai dari ujung dunia Barat hingga
belahan Timur, sampai daratan benua Amerika. Jika kita mau menelusuri sejarah
melalui manuskrip-manuskrip yang otentik, akan banyak ditemui bukti dan fakta
yang sengaja ditutup-tutupi supaya umat Islam tidak menjadi golongan yang
superior.
Islam pernah menjadi peradaban besar, tepatnya pada masa Daulah
Islamiyyah (Khulafa’ Rasyidin, Umayyah, Abbasiyyah, Utsmaniyyah, dlsb), yang
membawa Islam pada waktu itu sebagai sebuah agama dan peradaban yang sangat
terkenal dan masyhur pada masanya.
Akan tetapi kejayaan tersebut saat ini, kini menjadi sebuah
kenangan dan cerita sejarah yang membanggakan di tengah kondisi umat Islam.
Khususnya di Indonesia, yang terpuruk akibat urusan politik dan pemerintahan
yang belakangan ini hangat diperbincangkan.
Hal ini bukan tanpa sebab. Secara umum, khatib melihat ada dua
penyebab terpuruknya umat Islam di negeri ini.
Pertama, kelemahan
internal. Karena umat sudah jauh dari Al-Qur’an dan hadis Nabi, sehingga cinta
dunia dan takut akan kematian, yang artinya umat Islam sudah terpapar
penyakit wahn.
Kedua, adalah pengondisian yang
sengaja terus diupayakan oleh orang-orang dan kelompok serta negara tertentu
yang ingin supaya umat Islam lemah, tercerai-berai, dan saling gontrok-gontrokan.
Jemaah Jumat yang berbahagia,
Mari kita renungkan petuah baginda Rasulullah saw. agar di dalam
membangun umat ini, terhindar dari segala marabahaya. Dalam hadis yang
diriwayatkan dari Tsauban ra. Rasulullah bersabda,yg artinya
” Hampir
terjadi keadaan yang mana umat-umat lain akan mengerumuni kalian bagai
orang-orang yang makan mengerumuni makanannya.” Salah seorang sahabat bertanya,
“Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?” Nabi SAW menjawab, “Pada saat itu
kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa’. Dan pasti Allah akan
mencabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah
campakkan kepada kalian rasa wahn.” Kata para sahabat, “Wahai Rasulullah, apa
Wahn itu?” Beliau bersabda, “Cinta dunia dan takut mati.”
Jemaah Jumat yang berbahagia,
Hadis di atas memaparkan berita mengenai keadaan umat Islam di
akhir zaman. Dalam hadis tersebut, dijelaskan bahwa akan terjadi sebuah masa di
mana jumlah umat Islam sangat banyak.
Akan tetapi, banyaknya hanya dalam segi jumlah atau kuantitas
saja, tanpa memiliki kualitas dan keilmuan yang mumpuni. Mengingat kembali
sejarah Islam, pada tahun 625 M pernah terjadi perang Uhud, di mana para
serdadu Islam bertempur dengan pasukan kafir Quraisy di lembah Uhud.
Meski tentara muslim jumlahnya sama imbangnya dengan tentara
Quraisy, hanya akibat ulah segelintir tentara musuh yang menyebar harta
rampasan perang dan emas ke area sekitar peperangan, membuat para pasukan
pemanah yang harus tetap bertahan di pos masing-masing, justru turun gunung
sehingga membuat pertahanan umat Islam terpecah dan akibatnya pasukan muslim
kalah dalam perang.
Sejarah tersebut secara gamblang juga termaktub dalam perang
Hunain, di mana sebuah pertempuran tidak mesti ditentukan oleh banyaknya jumlah
pasukan yang ikut berperang.
“Sesungguhnya
Allah telah menolong kamu (wahai orang-orang beriman) di medan peperangan yang
banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak
karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat
kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu
lari ke belakang dan bercerai-berai.” Kisah itu termaktub
dalam QS. Taubah ayat 25.
Hadirin sidang jamaah jumat
Bagi seorang mukmin yang merindukan kebahagiaan
abadi di negeri akhirat, tentu ia akan berusaha mencari bekal
sebanyak-banyaknya. Sehingga, ia selalu siap kapan saja ketika malaikat maut
akan menjemputnya. Ia selalu sadar jika kehidupan di dunia ini hanyalah fana
dan sementara. Semua kenikmatan dunia akan ditinggalkan, begitu nyawa keluar
dari badan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
No comments:
Post a Comment